DEKLARASI GANJURAN HPS 1990

DEKLARASI GANJURAN

Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober 1990, kami para petani yang berasal dari berbagi daerah di Jawa dan Sumatra, dengan dihadiri juga oleh para utusan dari Philipina, India, Amerika Serikat, Australia dan Irlandia yang hadir sekaligus dalam rangka AISA V, berkumpul di Ganjuran mulai tanggal 9 - 16 Oktober 1990 untuk mengadakan sarasehan.

Dalam sarasehan tersebut kami telah berusaha menggali pengalaman, mengadakan kunjungan lapangan selama dua hari, mengadakan diskusi dan refleksi bersama atas pengalaman dan kenyataan yang ada. Kami juga menerima masukan dari para narasumber, antara lain :

  • Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
  • Bp. Dr. Lukman Sutrisno dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakar­ta
  • Romo Dr. J.B. Bonowiratmo, SJ dan Romo Dr. Ig. Suharyo, Pr dari Fakultas Theologi Wedabhakti, Yogyakarta.
  • Romo Dr. Paul Wiryono, SJ dari Universitas Timor-Timur, Dilli
  • Bp. Ir. Sudaryanta dan kawan-kawan dari Bina Sarana Bhakti, Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

Dalam Pertemuan selama satu minggu tersebut kami mencetuskan kesimpulan sebagai berikut :

I. Melihat :

1. Delapan puluh persen penduduk Indonesia adalah petani.

2. Petani yang telah bekerja keras dan banyak berjasa dalam usaha swasembada pangan, baru sedikit yang mengalami peningkatan kese­jahteraan hidup biola dibandingkan dengan peningkatan kebutuhan hidup, (termasuk peningkatan biaya produksi di tanah yang menurun tingkat kesuburannya), khususnya kebutuhan pendidikan dan keseha­tan, lebih-lebih bila dibandingkan dengan peningkatan kesejahter­aan hidup anggota masyarakat yang bekerja di sektor-sektor indus­tri dan jasa.

3. Petani-petani yang semula relatif mandiri dalam menentukan jenis tanaman, cara pemupukan, pemeliharaan serta cara pemasaran, kini tinggal menjadi kelompok yang semakin lemah posisinya dalam menentukan jenis tanaman, cara pemupukan, pemeliharaan, cara pemasaran dan dalam memperjuangkan kepentingan-kepentingannya.

II. Padahal :

1. Petani yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia selain telah banyak berjasa bagi negara, juga selalu menjadi pangkal dan tujuan pembangunan nasional.
2. Bapak Presiden Suharto telah menyatakan pentingnya ada penda­pat yang berbeda, keterbukaan dalam berpendapat, serta pentingnya inisiatif dari bawah tanpa menunggu petunjuk dari atasan.
3. Negara Indonesia menjunjung tinggi kesetiakawanan sosial dan demokrasi sebagaimana tercantum dalam Pancasila.
4. Pembangunan Nasional sangat memperhatikan pelestarian alam dalam usaha peningkatan produksi (Projotamansari).
5. Tanah, air dan alam kita adalah anugerah Allah yang harus dipelihara dan dipergunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan bersama sebagai ucapan syukur kepada Allah dan perwujudan cinta kepada sesama.

III. Berdasarkan pertimbangan dan pemahaman kami mengenai hal-hal tersebut diatas, kami, peserta sarasehan Hari Pangan Sedunia 1990 di Ganjuran menghimbau :

1. Kepada Pemerintah :

a. Agar lebih mendukung dan melindungi prakarsa-prakarsa petani dalam rangka mengembangkan model pertanian yang berwawasan ling­kungan (ecologically sound), murah secara ekonomis (economically feasible), sesuai dengan budaya setempat (culturally adapted) dan berkeadilan sosial (socially just) sesuai dengan semangat pemban­gunan yang berkelanjutan.
b. Agar lebih mendukung dan melindungi prakarsa-prakarsa petani dan kelompok-kelompok tani dalam pembangunan pola budidaya perta­nian sesuai dengan pilihan mereka.
c. Agar lebih memberikan kelonggaran dan kemudahan bagi petani untuk membentuk paguyuban-paguyuban sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka (tidak bertentangan dengan Undang-undang nomor 8 tahun 1985).

2. Kepada Gereja :

a. Agar lebih menampakkan perhatian, keterlibatan dan kepedu­liannya secara nyata terhadap nasib kaum tani.
b. Agar membantu usaha-usaha bagi perorangan, lembaga dan paguyu­ban-paguyuban di dalam gereja yang bergerak dan melibatkan diri di bidang penelitian dan pengembangan pertanian lestari.
c. Agar membina jaringan kerjasama (network) paguyuban-paguyuban petani tingkat wilayah, paroki, dan keuskupan.
d. Agar membantu tersedianya media informasi/komunikasi yang mampu menjangkau peneliti, pendamping petani dan petani sendiri.

3 Kepada kami semua :

Pada akhir sarasehan Hari Pangan Sedunia 1990 di Ganjuran ini, kami, seluruh peserta sarasehan bertekad bulat untuk :
a. Mulai menerapkan dan mengembangkan pertanian lestari berwawa­san lingkungan di wilayah kami masing-masing.
b. Membentuk dan mengembangkan wadah serta jaringan kerjasama diantara kaum tani.


Ganjuran,

Hari Pangan Sedunia 16 Oktober 1990

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama